Tugas Advertorial
Advertorial Profil
Hery Margono : Butuh kemauan yang
kuat untuk bisa menjadi seseorang yang sukses.
Pak Hery Margono, seorang sekjen Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI), Motivator, serta guru periklanan memulai pendidikannya dari SD, SMP, SMA, yang mana di Desanya tidak ada listrk. Masih pakai lampu temple. Desa Balong Asem, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Beliau ke sekolah naik sepeda, pulangnya sepedanya diangkut karena becek. Beliau SD Negeri di Balong Asem, SMP Lengkong, SMA Negeri kertosono. Waktu SMA, beliau pernah terpikir untuk menjadi dokter, lalu ayahnya pernah berkata "Le, bapak itu cuma lulusan SD, bisa nyekolahin kamu sampai SMA itu sebuah kemajuan, setelah SMA mohon maaf bapak tidak bisa menyekolahkan kamu, kamu mau jadi apa aja terserah, mau jadi tukang cukur silahkan, mau jadi supir silahkan, tapi pesen bapak adalah jadilah yang terbaik."
Beliau baru menyadari pesan ayahnya saat di Jakarta, "Nobody remember runner up, so you must be number one" Beliau saat SMA masuk jurusan IPA, Saat SMA, beliau aktif di organisasi karang taruna. Setelah SMA, beliau langsung inisiatif mencari uang dengan cara menulis, beliau mengatakan "jika ada kemauan, pasti ada jalan”. Pertama kali menulis, beliau mendapatkan uang RP8.000, menulis profil artis Mikel Wijaya Sejak saat itulah, beliau ketagihan menulis dan menjadi seorang freelance. Beliau juga menghubungi artis tersebut, jemput artis tersebut, untuk difoto oleh fotografer. tahun 1985 Sebelum ke Jakarta, beliau tidak tau sama sekali soal menulis, soal foto, kamera juga tidak punya, jadi beliau benar-benar memulai semua itu dari 0, belajar langsung dari situ.
Akhirnya, ketika semua orang tau bahwa beliau dekat dengan artis, kalau orang-orang butuh artis langsung datang ke beliau, Istilahnya kalau sekarang itu beliau menjadi manajemen artis. Sampai suatu saat orang tau bahwa beliau seorang fotografer, akhirnya beliau menawarkan diri kepada beberapa restoran, sampai ada perusahaan buku tulis yang terkenal, namanya Sinar Dunia, beliau menawarkan dirinya ke manager perusahaan tersebut. bagaimana kalau cover buku tulis diganti dengan cover artis, dari situ alhamdulillah beliau diterima.
Yang dari per bulan hanya dapat RP32.000 tiba-tiba beliau diterima untuk mengganti cover buku tulis menjadi cover artis, langsung mendapat uang penghasilan RP1.800.000. pada tahun 1986, saat mendapat penghasilan yang besar, beliau memutuskan untuk kuliah swasta di Kertanegara, jurusan bahasa inggris. kemudian setelah 1 semester, beliau tidak mampu membayar uang kuliah, akhirnya beliau berhenti. Lalu tahun berikutnya lagi daftar kuliah negeri, daftar di Universitas Indonesia, sastra belanda dan satu lagi di APP (akademi pembimbing perusahaan), beliau lolos di 2 perguruan tingi tersebut. Alasan beliau lebih memilih APP karena biaya. Tahun 1987, beliau kuliah di APP jurusan marketing, sampai pertama kali Hanamasa dateng ke Indonesia, yang membuat foto-fotonya beliau, sampai body copynya, brosurnya beliau yang buat juga.
Beliau juga pernah menjadi salesman
buku ensiklopedi. Tahun 1995, beliau akhirnya menjual buku tersebut kemudian
hasil dari menjadi fotografer dan salesman itu akhirnya beliau sudah bisa beli
kamera, beli vespa, beli mobil saat kuliah. Beliau beli mobil angkot, yang
belakangnya terpal untuk membawa barang, saat malam saat selesai kuliah, beliau
nyupir. sekian tahun 1989 beliau selain jadi fotografer artis, beliau juga menjadi
fotografer produk, yang pertama kali Hanamasa, lalu Kobe. Beliau mengatakan
"Kita harus berani jual diri, maksudnya yang positif, kita harus sadar
kalau kita punya kemampuan, kita harus punya kemampuan dulu baru kita bisa
menjual, yang kita jual itu benar-benar menguntungkan yang beli"
Beliau mengatakan, orang-orang
Indonesia saat mendengar kata “jualan” dipikiran mereka itu profesi yang
diragukan. Padahal untungnya lumayan, beliau mengatakan saat beliau menjadi
salesman, beliau sering mendapat hadiah, seperti jam tangan. Orang jualan itu
sangat dibutuhkan oleh perusahaan. Beliau kuliah S-1 Swasta di Manajemen Industri
STMII, Jakarta, selesai tahun 1996, langsung lanjut S-2 di Magister Manajemen Bidang Pemasaran IPWI, Jakarta.
Beliau juga kuliah S-2 di Master Of Business
Admistration Bidang Bisnis International, San Beda College Philippines.
Kemudian tahun 2000 masuk kuliah S-3 di Ilmu Perencanaan Dan Pengembangan Wilayah
Dan Pedesaan IPB, Bogor
Beliau kuliah S-3 kerja pun masih
jalan, itu perjuangan banget pas S-3. Ketika lulus S-2 beliau mulai ditawari
banyak ngajar, beliau memberikan training tentang kewirausahaan di telkom tahun
1998, Beliau mengatakan "Perjuangan hidup harus dimulai dari kualitas
diri" Beliau juga menulis buku-buku, antara lain Manajemen Insan
Sempurna "The Real Secret To Balance Your Life", Strategi Komunikasi "Seni
Mengiklankan Diri", Spiral Development Maturity, How To Create Indonesia
Preneur, dan The Miracle Of Metamorph. Kembali lagi ke ulasan di
atas, beliau mencoba memanfaatkan apapun kesempatan yang ada, contoh tadi
ketika beliau sudah kenal dengan artis, beliau mencoba memanfaatkan momen
tersebut untuk jualan artis dalam arti positif, seperti tadi saat mengganti
cover buku tulis dengan cover artis tersebut.
Ketika kuliah S-2 pun, kebetulan
waktu itu IPWI lagi ramai-ramainya iklan di koran, waktu itu di kompas, lalu
beliau menawarkan bagaimana kalau iklannya melalui saya. Ketika S-2 di Master Of
Business Admistration Bidang Bisnis International, San Beda College Philippines
pun beliau menawarkan diri juga, beliau pertama kali mendapat klien untuk
membuat tv di situ. Beliau mengatakan "Sebenarnya di mana-mana selalu ada
kesempatan, tinggal kitanya aja mau memanfaatkannya atau tidak".
Beliau mulai aktif di organisasi
sejak tahun 1999, yaitu di HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia), ketika
beliau masuk di sana pun beliau mencoba membuat yayasan pendidikan HIPMI JAYA,
untuk mencetak pengusaha-pengusaha muda yang profesional dan beretika. Tahun
2002 beliau mulai aktif jadi pengurus Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia
(PPPI). Tahun 2002-2013 beliau selalu menjadi hukum dan undang-undang. Beliau
mengatakan "Kenapa kita harus aktif di asosiasi? karena di asosiasi itu
mulai banyak teman, banyak kenalan, dari situ membangun relationship, jadi
banyak manfaatnya kalau kita gabung ke asosiasi".
Beliau berpesan kepada ke teman-teman semua untuk harus mempersiapkan segalanya, agar bidang sukes kita bisa menjadi lebih luas. Beliau juga berpesan untuk selalu belajar, jangan pernah berhenti belajar, belajar dari siapa saja. Jadilah yang terbaik di bidang kita masing-masing, jangan asal-asalan.
Comments
Post a Comment